Ku Buat Juni Untuk Kita

Juni, yang kusambut dengan "Hujan Bulan Juni" sebuah puisi indah karya "Sapardi Djoko Damono menjadi awal dari pengalaman dan perjuangan akan kasih sayang seorang anak manusia. Pada bumi yang berbisik lirih di siang terik diatas kepala, berkali dia memastikan diriku dalam kondisi yang baik-baik saja. LILIS





Tangan kecilku ini mulai memasuki perubahan karena hawa dingin di ketinggian yang tidak lagi sama seperti biasanya. Entah bagaimana, cinta itu terus tumbuh dan perhatian yang besar terealisasi dengan nyata. 

Keputusan demi keputusan yang dia buat sungguh sangat berarti bagi kemampuan tubuhku yang mulai kehabisan energi. Pendakian kesekian yang terjadi dan terjadi lagi tanpa pamrih. Cuaca yang tidak kondusif, kabut, hujan dan dingin yang terus menghantam tubuhku kala itu, menjadi bukti bahwa ada sosoknya yang gigih menjagaku dari samping dan tidak pernah mengeluh sedikit pun.




Aku yang sudah tidak kuasa untuk berjalan dan terus menaiki anak tinggi ini berusaha untuk menguatkan tubuh agar bisa mencapai tempat istirahat, melihatnya yang sungguh luar biasa sabar melindungi dan menjagaku, maka aku akan pastikan tidak lemah dan luluh terhadap keadaan alam yang menerpa hari itu. Sampai akhirnya, aku terus berucap bahwa "Nak, ibumu beruntung memiliki sosok ayah yang luar biasa ini."



Kelak jika kau sudah besar, Ibu dan Ayah akan kembali mendaki bersamamu. Ibu pastikan itu untuk kalian.

Terima kasih untuk bulan Juni yang penuh istimewa ini.💜💜

Posting Komentar

0 Komentar

Comments