Menjadi Orang Lain ? Itu kah maksudnya ?

Terlalu mendengarkan orang nyatanya menyakiti dan bikin sakit jiwa. Belum lagi stori yang bersliweran di media sosial, semuanya seakan menyudutkan perasaan yang sedang dirasakan.

Sumber gambar : Pinterest



Kita tau bahwa hidup hanya sekali, tapi terlalu lama untuk merasakan kelelahan dan keletihan ini.

Pengelolaan rasa yang timbul dan tenggelam, menghadirkan tangis yang kadang lebih menyesakan dada. Bentuk cinta yang cuma-cuma diberikan untuk orang lain, justru kita lupa untuk memberikannya kepada diri sendiri. Kamu yang terlalu lupa dan tidak sadar, kadang melupakan hak-hak dirimu, mengabaikan semua signal tubuhmu, membiarkan rasa lara terus menganga.


Kamu yang tidak menghargai dirimu itu manusia macam apa ?
Menangis mencari tempat sendiri, menyesali sendiri lalu sembuh dan berulang melukai. Sekali lagi, kamu itu manusia jenis apa ?

Banyak hal yang tidak kamu sukai disini, coba kamu sukai dan terima, tapi saat kamu enggan menerima satu hal saja, semua mencemooh, semua menganggap itu bagian dari "tidak baik". Padahal menuruti kemauan orang lain itu saja bukan hal baik untuk dirimu yang tidak suka keramaain ini. 

Lantas mereka manusia jenis apa ?

Apa selalu dan selalu harus ada kata menempatkan banyak orang, baru menempatkan diri sendiri. Sekali lagi banyak manusia yang tidak tau diri. Seenaknya berlaga bahwa mereka paling bijaksana tapi nyatanya merusak mental dengan berbagai tipu daya,

Andai manusia bukan mahkluk sosial, sudah tentu kami memilih tempat berdiam tanpa akses apa pun, biar alam dan diri yang berjalan. Namun, semua tetap harus dijalani entah enak dan tidaknya, saya hanya ingin mengatakan bahwa hidupmu, dirimu, perasaanmu, apa pun yang melekat kini ada hak kamu, tidak ada orang yang berhak mengaturnya, sekalipun itu memang sering di bicarakan, kamu berhak memilih dan mencintai dirimu.

Posting Komentar

0 Komentar

Comments